Wednesday, November 30, 2011
INFO BAKAL CALON SERTIFIKASI GURU SEKOLAH 2012
Singkat saja, bagi para guru khususnya guru yang mengajar di sekolah di bawah naungan kemendikbud, telah dipublikasikan data calon sertifikasi tahun 2012 per tanggal 19 Nopember 20 . Bagi yang ingin melihat data tersebut silakan klik bakal calon sertifikasi 2012
Sunday, November 27, 2011
MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran  yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang  dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang  dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian  media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa  saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan  pembelajaran”. Baca selengkapnya klik media pembelajaran
Wednesday, November 23, 2011
Tuesday, November 22, 2011
PENGEMBANGAN PROFESI , GURU PAI HARUS MEMBUAT KTI
Lahirnya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dipandang  sebagai moment penting  perjalanan profesi guru di Indonesia.   Terbitnya KEPMENPAN ini telah mengukuhkan guru sebagai jabatan  fungsional, dimana proses kenaikan pangkat dan jabatan guru  yang semula  dilakukan secara otomatis dan  periodik  (per 4 tahun) diubah menjadi  berdasarkan angka kredit, sehingga memungkinkan guru  untuk dapat  mengajukan kenaikan pangkat dan golongan kurang dari 4 tahun. Walaupun  dalam kasus-kasus tertentu, khususnya untuk kenaikan pangkat dari  golongan IV.a ke IV.b  dan seterusnya, peraturan ini tampaknya  menjadi  kontra-produktif, karena banyak guru yang  terganjal oleh ketentuan yang  mewajibkan guru untuk membuat Karya Tulis Ilmiah.
Seiring dengan perjalanan waktu dan   perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi Guru saat ini, keputusan  menteri ini tampaknya diperlukan berbagai penyesuaian. Oleh karena itu,  pemerintah  melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan  Reformasi Birokrasi menerbitkan peraturan baru yang tertuang dalam Peraturan  Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi  Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan  Angka  Kreditnya.
Friday, September 30, 2011
KETELADANAN GURU PAI
BAB  I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Pendidikan  adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai  nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab  itu, hamper semua Negara menempatkan variable pendidikan sebagai  sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan  negara. Begitu juga Indonesia  menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini  dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan  bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah  satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks  pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini  disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan  pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk  menstransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan  nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Dengan demikian  guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam mengantarkan  tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu, sudah  selayaknya guru guru mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan tugas  dan tanggung jawabnya.
B.        Rumusan Masalah
Dalam kajian makalah ini yang berjudul “Keteladanan Guru PAI di Sekolah Umum” akan membahas hal – hal sebagai berikut
1.         Arti penting guru
2.         Guru PAI sebagai suri teladan
3.         Kepribadian guru PAI
4.         Kriterian guru teladan dalam Islam
5.         Tantangan guru PAI
BAB  II
PEMBAHASAN
A.       Arti Penting Guru
“Tidak semua guru penting, bahkan banyak guru yang menyesatkan perkembangan dan masa depan anak bangsa” (E. Mulyasa).
Ada  beragam julukan yang diberikan kepada sosok guru. Salah satu yang  paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini  mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru  sehingga guru disebut sebagai pahlawan. Guru adalah sosok penting yang  cukup menentukan dalam proses pembelajaran. Walaupun sekarang ini ada  berbagai sumber belajar alternative yang lebih kaya, seperti buku,  jurnal, majalah, internet, maupun sumber belajar lainnya, tetapi guru  tetap menjadi kunci untuk optimalisasi sumber-sumber belajar yang ada.  Guru tetap menjadi sumber belajar yang utama. Tanpa guru, proses  pembelajaran tidak akan dapat berjalanan secara maksimal. 
Dengan  gambaran tugas dan peran semacam ini, guru atau pendidik merupakan  sosok yang seharusnya mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan  sungguh-sungguh ilmunya tersebut dalam proses pembelajaran dalam makna  yang luas, toleran dan senantiasa berusaha menjadikan siswanya memiliki  kehidupan yang lebih baik. Secara prinsip, mereka yang disebut sebagai  guru bukan hanya mereka yang memiliki kualifikasi keguruan secara formal  yang diperoleh lewat jenjang pendidikan di perguruan tinggi saja,  tetapi yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan  tertentu dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif,  afektif dan psikomotorik. Matra kognitif menjadikan siswa cerdas dalam  aspek intelektualnya, matra aafektif menjadikan siswa mempunyai sikap  dan perilaku yang sopan, dan matra psikomotorik menjadikan siswa  terampil dalam melaksanakan aktifitas secara evektif dan sevisien, serta  tepat guna. Di sinilah letak pentingnya peranan seorang guru.1  
B.        Guru PAI sebagai Suri Tauladan
Pada  dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukan oleh peserta didik  harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang  dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai  pengaruh terhada perubahan perilaku peserta didik. Untuk itulah guru  harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik, karena  pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu  komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang  dapat digugu dan ditiru.
Seorang  guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dpaat ditunjukan  oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi guru  yang professional maka sudah seharusnya ia dapat selalu meningkatkan  wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui jalur pendidikan  berjenjang ataupun up grading dan atau pelatihan yang bersifat in  service training dengan rekan-rekan sejawatnya. Perubahan dalam cara  mengajar guru dapat dilatihkan melalui peningkatan kemampuan mengajar  sehingga kebiasaan lama yang kurang efektif dapat segera terdeteksi dan  perlahan-perlahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan  kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapakan akan berpengaruh  pada cara belajar siswa, di antaranya sebagai berikut.
1.         Memperkecil  kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat merasa puas  dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu  mendominasi kegiatan belajar peserta didik.
2.         Guru  hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan  dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi  peserta yang mendapat kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang  merangsang dan menantang peserta didik untuk berpikir dan bekerja  (melakukan)
3.         Mengubah  dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih  relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar  peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan  menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru. 2
 C.       Kepribadian Guru PAI
“Keteladanan akan dapat membangun hubungan, memperbaiki kredibilitas, dan meningkatkan pengaruh” (Bobbi DePorter).
Dari  paparan di atas, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa salah satu  aspek penting yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi terhadap  kesuksesan seorang guru dalam menlankan tugasnya adalah factor  kepribadian. Kepribadian yang akan menentukan apakah seorang guru akan  menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi para siswanya, ataukah akan  menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan siswanya. Faktor  kepribadian akan semakin menentukan peranannya pada siswa yang masih  kecil dan yang sedang mengalami keguncangan jiwa. 3 
Sebagai  guru Pendidikan Agama Islam maka sewajarnya guru PAI memiliki  kepribadian yang seluruh aspek kehidupannya adalah “uswatub hasanah”.  Pribadi guru adalah uswatun hasanah. Betapa tingginya derajat seorang  guru  sehingga wajarlah bila guru diberi berbagai julukan yang tidak akan pernah ditemukan pada profesi lain. 4
1.         Takwa kepada Allah swt.
Guru,  sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak  didik agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa  kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana  Rasulullah saw. Menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana guru mampu  member teladan yang baik kepada semua anak didiknya, sejauh itu pulalah  ia akan diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi  penerus bangsa yang baik dan mulia.
2.         Berakhlak mulia
Budi  pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus  menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan  pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak  didik  dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia  pula. Guru yang tidak berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk  mendidik. 
Yang  dimaksud akhlak mulia dalam ilmu pendidikan Islam adalah akhlak yang  sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang dicontohkan pendidik utama,  Nabi Muhammad saw. Kegiatan mengajar / mendidik sikap guru sangat  penting. Berhasilnya mengajar sangat ditentukan oleh sifat dan sikap  guru.
3.         Adil, Jujur dan objektif
Adil,  jujur dan objektif dalam memperlakukan dan juga menilai siswa dalam  proses belajar mengajar merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru.  Sifat-sifat ini harus ditunjang oleh penghayatan dan pengamalan  nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial budaya yang diperoleh dari  kehidupan masyarakat dan pengalaman belajar yang diperolehnya. Jangan  sampai guru melakukan sebuah tindakan yang tidak adil, tidak jujur dan  subjektif. Tindakan negative semacam ini tidak hanya tidak boleh  dilakukan oleh seorang guru dalam kaitannya aktifitas mendidik, tetapi  juga ketika sudah dalam kehidupan bermasyarakat.
4.         Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Disiplin  muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupanDisiplin muncul dari kebiasaan  hidup dan kehidupan, belajar yang teratur, serta mencintai dan  menghargai pekerjaannya. Disiplin adalah bagian dari mentalitas dan  kebiasan yang harus dibangun dengan landasan cinta dan kasih saying.  Budaya disiplin tidak akan terwujud manakala guru justru sering  melanggarnya. Guru harus menjadi teladan sebagai sosok yang dapat  dicontoh dalam hal kedisiplinannya.
5.         Ulet dan tekun bekerja
Keuletan  dalam ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan pamrih hal yang harus  dimiliki pribadi guru dalam melaksanakan tugasnya sehinnga program yang  telah digariskan dalam kurikulum yang telah ditetapkan berjalan  sebagaimana mestinya.
6.         Berwibawa
Kewibawaan  harus dimiliki oleh guru, sebab dengan kewibawaan proses belajar  mengajar akan terlaksana dengan baik, berdisiplin, dan tertib. Dengan  demikian kewibawaan bukan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku  sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru.
D.       Kriteria Guru Ideal dalam Perspektif  Islam
Kriteria  guru ini penting dirumuskan karena peran pendidik yang fital. Pada  proses pembelajaran memposisikan guru berperan besar dan strategis,  karena itu corakk dan kualitas pendidikan Ilsam secara umum dapat diukur  dengan melihat kualitas pendidiknya. Secara umum, tugas pendidik  menurut Islam ialah mengupayakan perkembangan seluruh subyek didik. Guru  bukan saja bertugas menstransfer ilmu tetapi ia juga yang lebih tinggi  dari itu adalah mentransfer pengetahuan sekaligus nilai-nilai  diantaranya yang terpenting adalah nilai-nilai ajaran Islam.
Guru  memiliki kedudukan yang sangat terhormat, karena tanggung jawabnya yang  berat dan mulia. Sebagai guru ia dapat menentukan atau paling tidak  mempengaruhi kepribadian subyek didik. Bahkan guru yang baik bukan hanya  mempengaruhi individu, melainkan juga dapat mengangkat dan meluhurkan  derajat suatu umat. Allah memerintahkan suatu umat agar agar sebagian  diantaranya yang berkenan memperdalam ilmu dan menjadi guru (Q.S. 9:  122) untuk meningkatkan derajat diri dan peradaban dunia, tidak semua  bergerak ke medan perang.
Guru  membawa amanah ilahiyah untuk mencerdaskan kehidupan umat dan  membawanya taat ibadah dan berakhlak mulia. Karena tanggung jawabnya  yang tinggi itu ia dituntut untuk memiliki persyaratan tertentu baik  yang berkaitan dengan kompetensiprofessional, pedagogik, sosial, dan  kepribadian. Tentang keempat kompetensi ini, UU guru dan Dosen dn  pemerintah telah memberikan rambu-rambunya.
Kemuliaan  tugas guru, Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, memberikan syarat kriteria  ideal yang harus dimiliki oleh pendidik agar ia dapat menjadi guru yang  baik, yaitu 19 Zuhud dan ikhlas, 2) bersih lahir dan batin, 3) pemaaf,  sabar, dan mampu mengendalikan diri, 4) bersifat kebapakan atau keibuan  (dewasa), dan 5) mengenal dan memahami peserta didik dengan baik (baik  secara individual maupun kolektif). Untuk itu, tidak mudah menjadi guru  Muslim yang baik. Kepribadian guru harus merupakan refleksi dari  nilai-nilai Islam.
E.        Tantangan Globalisasi Guru PAI
Globalisasi  telah merubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga  masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat  menghindari dari arus globalisasi. Tugar dan peran guru PAI dari hari ke  hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi. Sebagai guru PAI tentu akan semakin berat dalam menghadapi  perkembangan globalisasi yang semakin pesat karena dalam perkembangan  itu berdampak pada pergeseran nilai-nilai, sehingga sebagai guru PAI  harus mampu mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai Islam di tengah  arus globalisasi yang pesat, diantara tantangan guru PAI dalam  menghadapi arus globalisasi sebagai berikut: 6
1.      Krisis Moral
Akibat  pengaruh iptek dan globalisasi telah terjadi pergeseran nilai-nilai  yang ada dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tradisional yang sangat  menjunjung tinggi moralitas kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh  iptek dan globalisasi. Di kalangan remaja begitu terasa akan pengaruh  iptek dan globalisasi. Pengaruh hiburan baik cetak maupun elektronik  yang menjurus pada hal-hal pornografi telah menjadikan remaja tergoda  dengan kehidupan yang menjurus pada pergaulan bebas dan materialism.
Salah  satu survey yang dilakukan sebuah lembaga di Yogyakarta menunjukan  angka yang mengkhawatirkan, yaitu sekitar 10% siswa tingkat SMP di kota itu pernah berhubungan badan (M. Idris, 2004). Tentu  saja hasil survei tersebut mengejutkan kita semua, mengingat rata-rata  usia siswa SMP 12-15 tahun, suatu usia yang masih belum waktunya untuk  melakukan suatu hubungan seperti layaknya suami istri. Di samping itu,  kita mengenal Kota Yogyakarta merupakan kota  pelajar. Ini sangat ironis bila dihubungkan dengan kenyataan yang ada.  Fenomena menunjukan bahwa arus globalisasi, terutama yang bersifat  negative, bila tidak hati-hati akan menghancurkan generasi muda dengan  perilaku-perilaku yang menyimpang. 
2.      Krisis Sosial
Seperti  kriminalitas, kekerasan, pengangguran dan kemiskinan yang terjadi dalam  masyarakat. Akibat perkembangan industry dan kapitalisme maka muncul  masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Tidak semua lapisan  masyarakat bisa mengikuti dan menikmati dunia industry dan kapitalisme.  Mereka yang lemah secara pendidikan, akses dan ekonomi akan menjadi  ganasnya industrialism dan kapitalisme. Sekolah sebagai lembaga  pendidikan yang formal dan sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat  harus mampu menghasilkan peserta didik yang siap hidup dalam kondisi dan  situasi bagaimanapun. Dunia pendidikan harus menjadi solusi dari suatu  masalah sosial bukan menjadi bagian bahkan penyebab dari masalah sosial  tersebut.
3.      Adanya perdagangan bebas
Kondisi  di atas membutuhkan kesiapan yang matang dan terutama dari segi  kualitas sumber daya manusia. Dibutuhkan SDM yang andal dan unggul yang  bersiap bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dunia pendidikan  mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam menciptakan SDM yang  digambarkan di atas. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang visioner,  kompeten dan berdedikasi tinggi sehingga mampu membekali peserta didik  dengan sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan di  tengah-tengah masyarakat yang sedang dan terus berubah.
4.      Perkembangan iptek
Perkembangan  iptek yang cepat dan mendasar mendorong guru harus bisa menyesuaikan  diri dengan responsive, arif, dan bijaksana. Responsif artinya guru  harus bisa menguasai dengan baik produk iptek, terutama yang berkaitan  dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan  multimedia.
BAB  III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Walaupun  sebenarnya tugas untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi pribadi  yang luhur, berakhlak mulia, memiliki nilai-nilai yang diharapkan oleh  masyarkat menjadi tanggung jawab semua guru tanpa terkecuali, namun guru  PAI lah yang menjadi terdepan dalam mengemban amanah ini. Sesuai dengan  namanya, guru Pendidikan Agama Islam, maka sudah seyogyanya guru PAI  menjadi guru yang mampu memberikan keteladanan-keteladanan yang baik,  sesuai yang yang di ajarkan agama Islam, sehingga dari keteladanan  inilah akan memancarkan kewibawaan-kewibawaan yang luhur dan mulia yang  dapat diteladani oleh peserta didik. Suatu hal yang sangat ironi jika  guru PAI sebagai pembentuk peserta didik-peserta didik yang bertakwa,  barakhlak mulia dan santun tetapi guru PAI itu sendiri tidak memiliki  kriteria yang harus ada sesuai dengan gelarnya yaitu guru Pendidikan  Agama Islam.
Dalam  menghadapi arus globalisasi yang begitu pesat, guru PAI memiliki  tantangan yang paling berat dalam menghadapinya. Karena guru PAI tidak  hanya menyampaikan pengetahuan atau kognitif melainkan yang jauh lebih  penting dari itu adalah membentuk akhlak, moral, dan nilai yang luhur  kepada pribadi peserta didik di tengah derasnya arus perkembangan  globalisasi. Maka dari sinilah guru PAI harus memiliki kepribadian dan  keteladanan yang luhur, mampu menyelaraskan dengan perkembangan ilmu  pengetahuan dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Roqib, Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera Media
B.Uno, Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Subscribe to:
Comments (Atom)
Postingan Lainnya
Featured Post
DATA GURU PAI SD KEC. PAGUYANGAN SEMESTER GENAP 2020/2021
DATA GURU PAI SEKOLAH DASAR KECAMATAN PAGUYANGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021 PER JANUARI 2021 NO. ...
Popular Posts
- KUMPULAN SOAL PAI ONLINE_UNTUK LATIHAN SISWA
 - SEKAR MACAPAT ISLAMI
 - KHOT DAN TERJEMAH 3 BAHASA dan KALIGRAFI KONTEMPORER
 - BANK SOAL MAPSI
 - SOAL CBT MAPSI 2019_TRIAL
 - JUDUL LAGU LOMBA MAPSI CABANG REBANA
 - Juknis Lomba MAPSI Tk Kec Paguyangan Tahun 2016
 - APLIKASI RAPOR UNTUK JENJANG SD TAHUN 2020
 - SIMULASI SOAL PENGETAHUAN PAI BTQ _MAPSI 2025
 - TEMA LOMBA MAPSI CABANG CERITA ISLAMI
 







